ASPAL TIPIS, UANG RAKYAT HILANG: PROYEK JALAN WUNDULAKO-PERSAWAHAN DI BAWAH STANDAR!_

Kolaka, RM 30/12/2025 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LSM LIRA Kabupaten Kolaka menyoroti secara serius pelaksanaan proyek Pengaspalan Jalan Rua...

Kolaka, RM

30/12/2025 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LSM LIRA Kabupaten Kolaka menyoroti secara serius pelaksanaan proyek Pengaspalan Jalan Ruas Wundulako – Persawahan yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2025 dengan nilai kontrak Rp 1.685.030.000, dikerjakan oleh CV. Jaya Beton.

Berdasarkan hasil pemantauan langsung di lapangan, ditemukan sejumlah kejanggalan yang patut dipertanyakan publik. Panjang jalan yang dikerjakan tidak mencapai 1 kilometer, dengan lebar ±4 meter dan ketebalan aspal hanya sekitar 5–7 cm, bahkan di beberapa titik tampak lapisan aus sangat tipis dan mudah terkelupas.

Dengan nilai anggaran hampir Rp1,7 miliar, sangat tidak masuk akal jika hasil pekerjaan hanya seperti ini. Secara teknis dan logika anggaran, ini di duga tidak sebanding antara biaya dan volume pekerjaan.

Hasil Pantauan lapangan menunjukkan bahwa pada beberapa titik, lapisan aspal tipis dan agregat dasar terlihat jelas, padahal pekerjaan belum lama selesai. Kondisi ini menimbulkan dugaan kuat bahwa mutu pekerjaan tidak sesuai spesifikasi teknis, baik dari sisi ketebalan, kualitas material, maupun metode pelaksanaan.

LSM LIRA menilai bahwa proyek ini berpotensi merugikan keuangan negara, serta mencederai kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran infrastruktur daerah.

Belum ada yang bisa di konfirmasi dari pihak pelaksana maupun pihak PUPR, apalagi Sekdis PUPR Kolaka, Ir. Ihwan Halik, ST, MM, masih memblokir media ini yang mencoba menghubunginya terkait proyek ini.

Dengan Rp 1,685 M, publik BERHAK mendapatkan: Jalan hotmix ±2 km, lebar layak, struktur lengkap, awet, dan aman dilalui— bukan sekadar aspal hitam yang cepat rusak.

⚠️ LSM LIRA MENYAMPAIKAN ULTIMATUM:

1. Dinas PUPR Kabupaten Kolaka wajib membuka dokumen teknis proyek, termasuk RAB, spesifikasi teknis, dan hasil uji mutu pekerjaan.

2. Konsultan pengawas diminta menjelaskan secara terbuka dasar kelayakan pekerjaan sebelum dilakukan PHO.

3. Aparat pengawas internal dan eksternal (Inspektorat, BPK, APH) diminta turun langsung ke lokasi untuk melakukan audit teknis dan fisik.

4. Jika dalam waktu dekat tidak ada klarifikasi dan perbaikan, LSM LIRA akan melayangkan laporan resmi ke aparat penegak hukum dan lembaga pengawas pusat.

Di duga ada permainan di balik proyek ini. Ini uang rakyat. Jika kualitasnya seperti ini, maka patut dipertanyakan sejak perencanaan hingga pelaksanaan.

LSM LIRA menegaskan akan mengawal kasus ini sampai tuntas, demi memastikan setiap rupiah anggaran negara benar-benar kembali kepada kepentingan masyarakat, bukan lenyap di balik proyek asal jadi.

Adi