Teknologi Boleh Global, Bahasa Tetap Nasional.

Radar Metro Diera globalisasi yang semakin mengaburkan batas antarnegara, teknologi informasi menjadi kekuatan utama yang menghubungkan duni...

Radar Metro

Diera globalisasi yang semakin mengaburkan batas antarnegara, teknologi informasi menjadi kekuatan utama yang menghubungkan dunia. 

Beragam aplikasi, sistem digital, dan inovasi teknologi lahir dengan bahasa Inggris sebagai bahasa dominan. 

Namun, di tengah kemajuan global ini, penting bagi kita untuk mengingat satu hal: bahasa Indonesia tetap harus menjadi landasan komunikasi dan identitas, terutama dalam ranah teknologi informasi.

Globalisasi memang menuntut kita untuk melek bahasa asing, terutama bahasa Inggris yang menjadi lingua franca dunia digital. Mahasiswa dan praktisi teknologi informasi (TI) di Indonesia tak lepas dari paparan istilah-istilah seperti software development, machine learning, atau cloud computing. Ini wajar dan bahkan perlu. Tapi, terlalu larut dalam euforia global dapat membuat kita lupa bahwa teknologi seharusnya hadir untuk semua, bukan hanya bagi mereka yang fasih berbahasa asing.

Di sinilah pentingnya bahasa Indonesia. Bahasa nasional bukan sekadar alat komunikasi, melainkan jembatan penghubung antara teknologi dan masyarakat luas. Bayangkan jika seluruh aplikasi, manual, atau panduan teknologi hanya tersedia dalam bahasa asing—maka jutaan masyarakat Indonesia akan tertinggal, tidak karena mereka tidak mampu mengikuti perkembangan, tetapi karena mereka terhalang bahasa.

Bahasa Indonesia memiliki potensi besar sebagai alat untuk mendemokratisasi teknologi. Dengan menerjemahkan dan mengadaptasi istilah-istilah TI ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, kita membuka akses lebih luas bagi masyarakat untuk belajar, menggunakan, bahkan menciptakan teknologi. 

Di dunia pendidikan, mahasiswa TI harus didorong untuk tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu menjelaskannya dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini akan memperkuat kemampuan mereka sebagai komunikator teknologi, bukan hanya sebagai pengguna.

Lebih dari itu, penggunaan bahasa Indonesia dalam pengembangan teknologi juga memperkuat jati diri bangsa. Kita bisa tetap menjadi bagian dari ekosistem teknologi global tanpa kehilangan akar budaya dan bahasa kita sendiri. Menggunakan bahasa Indonesia dalam konteks teknologi bukan berarti menolak globalisasi, melainkan menghadirkannya dengan nilai-nilai lokal yang lebih inklusif dan membumi.

Maka dari itu, peran pemerintah, pendidik, dan pengembang teknologi sangat penting dalam memperkuat posisi bahasa Indonesia di tengah derasnya arus global. Bahasa Indonesia harus dihidupkan dalam setiap produk teknologi yang dibuat di negeri ini—mulai dari antarmuka pengguna, dokumentasi, hingga kampanye literasi digital.

Teknologi boleh saja bersifat global, tetapi bahasa kita harus tetap menjadi nasional. Itulah cara kita tetap terhubung dengan dunia, tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa.

Penulis : Lolha Vellicia Sandra Mahasiswi Prodi Teknologi Informasi, Universitas Bangka Belitung.

ET, editor : redaksi