KLARIFIKASI SMK-SMTI PONTIANAK TERKAIT BERITA DARI Beberapa Media Online

Pontianak, RM KALBAR - Menindaklanjuti berita yang beredar pada tanggal 11 Februari 2025 terkait kebijakan mutasi siswa, SMK SMTI Pontianak ...

Pontianak, RM

KALBAR - Menindaklanjuti berita yang beredar pada tanggal 11 Februari 2025 terkait kebijakan mutasi siswa, SMK SMTI Pontianak sudah melakukan proses mutasi siswa berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Di mana dalam prosedur tersebut surat mutasi tidak dapat dikeluarkan tanpa permintaan dari pemohon yang bersangkutan. Pada Jumat, 8 Februari 2025 orang tua dan siswa yang bersangkutan meminta surat keluar mutasi karena akan mencari sekolah baru, kemudian pihak sekolah membujuk agar dipikirkan lagi. Namun, orang tua dan siswa tetap ingin surat mutasi keluar. Jadi, terkait berita yang beredar bahwa pihak SMK SMTI Pontianak memutasikan siswa secara sepihak adalah pernyataan tidak benar. Alasannya sudah jelas, surat mutasi keluar atas permintaan orang tua dan siswa.

Mengenai pernyataan dari orang tua siswa yang bersangkutan dengan menyatakan anaknya tidak menerima pemberitahuan sebelumnya mengenai mutasi sekolah, SMK SMTI Pontianak memastikan itu tidak benar adanya. Tidak pernah sekolah mengeluarkan statement bahwa siswa atas Nama Puteri Meygita Lestari dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan yang jelas. Semua proses penanganan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur, mulai dari pemanggilan orang tua terkait evaluasi hasil belajar, pemanggilan orangtua terkait absensi, kunjungan rumah untuk membujuk siswa agar kembali ke sekolah, mediasi dengan pihak orang tua, merekomendasikan siswa untuk konsultasi ke psikolog, pemanggilan dengan surat agar segera masuk sekolah, hingga memfasilitasi semua keinginan orang tua dan siswa. Segala upaya sudah dilakukan pihak sekolah agar siswa tersebut kembali mengikuti pembelajaran. Namun, hal tersebut lagi-lagi tidak diindahkan oleh siswa dan orang tua yang bersangkutan.

Terkait keaktifan siswa tersebut dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, siswa tersebut mengambil ekstrakurikuler English Club (EC). Berdasarkan presensi kehadirannya kurang dari atau tidak sampai 50% dari jumlah pertemuan.

Menanggapi pernyataan S selaku orang tua siswa yang menyebutkan bahwa adanya ujaran kebencian yang dilontarkan Bapak Muchlis selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dengan kata “jijik” terhadap siswa tersebut. Berdasarkan dengan rekaman CCTV, pada Senin, 10 Februari 2025 memang ada pertemuan dengan orang tua yang didampingi oleh Rian selaku Guru BK, Muchlis selaku Wakil Kepala Bidang Kurikulum, dan Setyo Widayanti selaku Wakil Kepala Bidang Kesiswaan. Atas pernyataan dari Muchils terkait dengan kata "JIJIK" itu bukan sebagai bentuk ujaran kebencian, melainkan berdasarkan sikap dan etika siswa tersebut yang tidak menghormati guru. Siswa mengambil map dan melempar map tersebut ke meja, lalu Muchlis berkata, "Kamu kenapa seperti jijik begitu melihat suratnya? Kamu, kami perlakukan dengan hormat.

Cobalah perlakukan kami dengan hormat, kalau seperti ini dan kamu tidak mau tanda tangan,robek saja silahkan.

Masalah ini sudah cukup membuang waktu saya”. Hal tersebut disampaikan Muchlis bukan tanpa sebab, karena ini proses sudah panjang dan siswa tersebut memang kurang menghargai guru dan semua pihak sekolah. 

Terkait siswa tidak tahu isi dari map itu, dipastikan salah. Siswa dan bibinya sudah memotret atau mendokumentasikan isi surat dan ingin surat tersebut diubah redaksinya. Jadi, tidak benar jika siswa tidak mengetahuinya. 

Terkait surat izin, siswa tersebut sudah izin 5 hari. Namun, di hari keenam siswa tidak masuk praktik pada Selasa, 19 Oktober 2024, dan pada hari Senin, 18 Oktober 2024 juga tidak masuk praktik Mikrobiologi.

Selain itu, siswa juga tidak ikut praktik Kimia Organik dan sudah dilakukan pemanggilan orang tua. Hanya saja orang tua tidak datang memenuhi panggilan tersebut. Pada tanggal 21 November 2024, siswa tersebut kembali tidak masuk sekolah lagi. Pada Desember, siswa masuk sekolah hanya beberapa hari saja dan dari Januari hingga surat itu dikeluarkan siswa tersebut tidak masuk mengikuti pembelajaran. Semua itu dapat dilihat dari bukti rekam kehadiran siswa.

Dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan siswa P pada berita yang diterbitkan, SMK SMTI Pontianak menegaskan kembali bahwa semuanya tidak didasarkan bukti konkrit dan bersifat opini dari siswa P sendiri.

Semua siswa di SMK-SMTI Pontianak dan orang tua sudah mengetahui aturan yang ada di SMK SMTI Pontianak yang telah di Sosialisasikan diawal tahun dan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Pada Rabu, 12 Februari 2025 telah diadakan pertemuan dengan siswa dan orang tua sebagai informan atau narasumber berita, serta dengan Ikatan Wartawan Online, atas nama Moelyono dan  Gugun selaku pihak yang menulis dan memposting berita dengan Headline "SMTI Pontianak  Mutasi Siswa Secara Sepihak Orang Tua Tuntut Keadilan" guna mengklarifikasi berita yang beredar. Hasil dari pertemuan tersebut, pihak yang menulis dan menerbitkan berita mengaku hanya  mendengar informasi dari satu pihak yaitu siswa P dan orang tua yang bersangkutan (S) tanpa  mengkonfirmasi kebenarannya terlebih dahulu kepada pihak SMK SMTI Pontianak.

Untuk itu, berita yang beredar pada 11 Februari 2025 di beberapa media, SMK SMTI Pontianak Kembali menegaskan bahwa judul dan isi berita tersebut tidak sesuai dengan data dan bukti yang ada. 

Sumber : Rian Klarifikasi SMK SMTI Pontianak.

( Moel Radar Metro )