Terkait Pencurian TBS di PT. Bumi Tata Lestari, 6 Karyawan di Pecat Oleh Pemangku Adat

Sanggau,RM Miris sekali, kasus pencurian Tandan Buah Segar (TBS) di Perkebunan Sawit milik PT. Bumi Tata Lestari (BTL) oleh 6 (Enam) orang p...

Sanggau,RM

Miris sekali, kasus pencurian Tandan Buah Segar (TBS) di Perkebunan Sawit milik PT. Bumi Tata Lestari (BTL) oleh 6 (Enam) orang pelaku, masing-masing, A. Hendro, Markus Juli, M. Lande, Ambros, Junadin dan Efendi, pada Senin, 26 Juli 2021 lalu di Pecat oleh Pemangku Adat Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, dari PT. Bumi Tata Lestari ( BTL ) yang seharusnya masalah tersebut menjadi tanggung jawab pihak PT. Bumi Tata Lestari dan pihak Kepolisian.

Kronologis kejadiannya, Pencurian Tandan Buah Segar (TBS) terjadi di Blok L. 39, Plasma satu dengan jumlah jenjang yang di panen sebanyak 81 jenjang atau sekitar 1.130 Eg, dan saat itu tertangkap basah oleh Security PT. BTL , pelaku utama dalam aksi pencurian tersebut dilakukan oleh 4 orang, masing-masing, A. Hendro, M. Lande, Junadin dan Efendi, sementara Markus Juli dan Ambros sama sekali tidak ada keterlibatan dalam aksi pencurian TBS tersebut.

Namun demikian, ke 6 (Enam) Karyawan tersebut bersedia membayar adat kepada pemangku adat di Desa Malenggang dengan jumlah uang sebesar Rp. 1.366. O00,-/orang, dan sudah termasuk ganti rugi kepada Perusahaan PT. BTL.

Markus Juli, sebagai Mandor Pupuk merasa tidak terima kalau dirinya di pecat dari Perusahaan oleh pemangku adat, karena dalam kasus ini, Marjuki Juli tidak merasa terlibat sama sekali dalam aksi pencurian TBS, dimana pada waktu itu Marjuki Juli disuruh oleh ke empat temannya untuk mencari truk sebagai alat mengangkut TBS yang di curinya, tapi, Markus Juli tidak mengindahkan, justru dia pergi ke Pasar Balai Karangan minum disalah satu Cafe.

Dalam kasus tersebut, kinerja pemangku adat di Desa Malenggang sangat di pertanyakan sekali, bahwa setiap terjadinya pencurian Sawit di Perusahaan itu yang berwenang adalah pihak Perusahaan itu sendiri serta pihak Kepolisian dan bukannya Ranah para pemangku adat yang se-enaknya memecat karyawan.

Untuk itu, kepada pihak-pihak terkait, seperti Disnaker Kabupaten Sanggau, Polres Sanggau untuk segera melakukan tindakan hukum sesuai hukum yang berlaku (Positif) agar nasib ke enam orang tersebut dapat kembali bekerja seperti sedia kala.

(Tim Radar Metro Perwakilan Provinsi Kalimantan barat)